Kasus Kekerasan Siswi SMA Klungkung Minta Diselesaikan Kekeluargaan

Klungkung, IDN Times - Sudah lebih dari dua minggu kasus dugaan kekerasan yang dilakukan kepala sekolah kepada siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), Ni Komang P (19) di Klungkung akibat tidak mengenakan kebaya saat perpisahan sekolahnya.
Namun sampai sekarang pihak kepolisian belum menemukan titik terang. Pihak keluarga masih enggan menempuh jalur kekeluargaan, dan meminta agar kepolisian menuntaskan kasus ini.
1. Komang mendapat tawaran kerja hingga beasiswa

Kakak dari Komang, Wayan J (25), menjelaskan beberapa waktu lalu pihaknya disambangi oleh Komisi Penyelanggara dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD). Bahkan pihak KPPAD menawarkan kesempatan bekerja dan berusaha mencarikan Komang beasiswa untjk masa depannya.
KPPAD meminta pihak keluarga untuk menyikapi masalah ini lebih tenang, sehingga tidak berpengaruh pada psikologis Komang.
"Ditawari kerja dan dicarikan beasiswa. Arah pembicaraan ketika itu, juga kami agar bisa menempuh jalur kekeluargaan, agar tidak menganggu Ni Komang saat bekerja nantinya, serta tidak berdampak negatif bagi dunia pendidikan. Tapi kami katakan pikir-pikir dulu," jelasnya, Selasa (28/5).
2. Guru dan wali kelas menangis dan minta diselesaikan secara kekeluargaan

Setelah kunjungan KPPAD, giliran wali kelas Komang, dan guru Bahasa Jepang yang berkunjung. Meskipun sudah lulus, dua guru itu ingin melihat kondisi Komang. Kata kakaknya, kedua guru itu mencoba membujuknya agar pihak keluarga menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.
"Mereka menangis di sini, tapi kami tetap tidak mencabut laporan itu. Semoga kepolisian bisa menuntaskan masalah ini, agar tidak ada lagi kekerasan di sekolah," tegasnya.
3. Kepolisian tidak mau gegabah tetapkan tersangka

Kasat Reskrim Polres Klungkung, AKP Mirza Gunawan, menjelaskan pihaknya tidak mau gegabah dalam menentukan tersangka terkait kasus kekerasan tersebut. Menurutnya masih ada keterangan saksi, dan fakta yang belum singkron dari kasus itu.
"Kami bukannya mau mengundur penyelesaian kasus ini, tapi kami memang tidak mau gegabah buru-buru tetapkan tersangka. Kami masih kumpulkan alat bukti yang cukup," jelas Mirza.
4. Minta keterangan dokter yang mengeluarkan visum

Rencananya Polres Klungkung akan memanggil dokter yang mengeluarkan visum et repertum Komang P. Kepolisian ingin mencari tahu penyebab pasti luka yang dialami Komang.
"Bibir ada luka, darah juga ada di baju, tapi kami tentu perlu pastikan lukanya karena apa. Karena keterangan saksi, tidak ada yang melihat korban terluka saat kejadian," ungkap Mirza.
5. Masyarakat diminta harus melihat kasus ini secara utuh, jangan berpatok pada luka dan darah

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Klungkung, I Ketut Suksma Sucita, ikut memantau perkembangan kasus dugaan kekerasan yang dialami siswi SMA oleh kepala sekolahnya. Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Klungkung ini meminta masyarakat harus melihat kronologis kejadian itu secara utuh. Tidak hanya berpatokan pada luka dan darah dari siswi.
"Harus dilihat kronologis secara utuh. Bisa juga darah dan luka itu karena ketidaksengajaan. Misal siswi itu tersandung dan jatuh saat diminta ke ruang TU. Jadi kan tidak ada kesengajaan untuk menyakiti siswi tersebut. Harus dilihat dan disikapi secara utuh," ungkap Suksma Sucita.
Namun jika kasus itu terbukti ada kekerasan yang dilakukan kepala sekolah terhadap siswi, maka pihaknya tidak akan ada toleransi dan harus ditindaklanjuti.
:Jika itu benar kekerasan yang sengaja dilakukan, tentu harus dijatuhi sanksi tegas. Tidak ada toleransi," tegasnya.
6. Terlapor kepala sekolah berharap kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan

Sementara itu terlapor Kepala Sekolah SMA Klungkung berinisial IGMS, mengungkapkan pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada proses hukum. Ia pun sudah memberikan penjelasan ke penyidik apa adanya. "Sebagai warga negara yang baik, pasti saya ikuti proses hukum," ungkapnya.
Ia mengaku siap dimintai keterangan kembali jika kepolisian masih memerlukan informasi darinya. "Sekali lagi, segalak-segalaknya harimau, tidak akan mau memangsa anakna. Demikian juga saya. Dia (Ni Komang P) sudah tiga tahun saya didik. Saya harap masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan demi citra pendidikan di Klungkung," harapnya.