Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guys, Waspada Nyamuk Demam Berdarah! Pasien DBD di Buleleng Tinggi

Pexels.com/Pixabay
Pexels.com/Pixabay

Buleleng, IDN Times - Bulan Januari hingga April menjadi waktu rawan terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah. Pada rentang waktu tersebut, curah hujan masih tinggi dan memungkinkan banyak genangan di lingkungan masyarakat.

Genangan-genangan tersebut menjadi tempat yang ideal bagi nyamuk untuk bersarang dan bertelur.

1. Angka nasional tinggi

Pxhere.com
Pxhere.com

Dalam artikel IDN Times pada tanggal 31 Januari lalu disebutkan Kementerian Kesehatan mencatat angka kematian akibat penyakit demam berdarah (DBD) mencapai 1.031 orang per tahun. Sementara, temuan kasus sejak 2015 tercatat 122.676 per tahun.

Penyakit ini menjadi masalah Nasional karena jumlah penderita dan kematian yang diakibatkan cukup tinggi. Data terbaru dari Kemenkes, pada periode mulai 1 Januari hingga 29 Januari 2019 terdapat 13.683 penderita demam berdarah di seluruh Indonesia. Sementara jumlah pasien yang meninggal angkanya 132 korban.

2. Ada peningkatan namun tak signifikan

Kepala Dinkes Bali, dr Ketut Suarjaya
Kepala Dinkes Bali, dr Ketut Suarjaya

Di Bali, angka pasien demam berdarah juga mengalami peningkatan meski tak signifikan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dari 1 Januari hingga 29 Januari, angkanya mencapai 211 pasien. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama, yakni di bawah 200 pasien.

"Demam berdarah ini diperkirakan masih ada hingga April mendatang. Ini karena musim hujan masih akan berlangsung," kata Kepala Dinkes Bali, Ketut Suarjaya, Minggu (3/2) malam.

3. Ada tiga daerah yang jumlah pasiennya tertinggi

IDN Times/Nofika Dian
IDN Times/Nofika Dian

Dari angka tersebut, Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar, dan Kabupaten Badung menjadi daerah yang tertinggi jumlah pasiennya. Buleleng mencapai 77 orang, Kota Denpasar 54 orang, dan Badung angkanya mencapai 47 orang. Adapun untuk daerah yang tak ada penderitanya adalah Karangasem.

"Angkanya masih wajar karena intensitas hujan yang tinggi di awal tahun," ucapnya.

4. Lingkungan harus bersih

colourbox.com
colourbox.com

Peningkatan angka penderita ini karena faktor lingkungan. Namun yang menjadi perhatian adalah wilayah pemukiman padat. Untuk itu ia mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar melakukan bersih-bersih lingkungannya.

"Namanya nyamuk pasti mencari lingkungan yang kotor. Mereka ada di baju-baju yang tergantung, air yang tergenang di kaleng-kaleng bekas. Serta di rumah-rumah kosong yang ditinggal penghuninya," jelasnya.

5. Ini yang harus dilakukan

IDN Times/Nofika Dian
IDN Times/Nofika Dian

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, mengatakan lingkungan memang menjadi faktor yang paling berpengaruh. Genangan air usai hujan berisiko tinggi dijadikan tempat nyamuk bersarang.

Imbauannya, masyarakat memberi abate ke penampungan air yang sulit dikuras. Bubuk tersebut bisa didapatkan secara gratis di Puskesmas terdekat. Selain itu harus lebih rajin menguras tempat penampungan.

Jika ada tanda-tanda atau gejala DBD, warga harus segera memeriksakan diri. Cirinya adalah panas tinggi, sakit kepala dan mual-mual.

"Intinya untuk menekan penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungannya," pungkasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Imam Rosidin
EditorImam Rosidin
Follow Us

Latest News Bali

See More

artikel jatim republish to bali

09 Okt 2025, 18:59 WIBNews

Opinion bali

18 Jan 2024, 14:57 WIBNews

yuksksjsb

07 Sep 2023, 14:15 WIBNews

e3

27 Sep 2022, 14:25 WIBNews

bisnis dan keuangan

27 Sep 2022, 14:17 WIBNews