Puncak Tri Suci Waisak, Vihara di Denpasar Lepaskan Seribu Burung

Denpasar, IDN Times - Bulan Mei 2019 ini memang spesial, penuh dengan perayaan keagamaan. Seperti umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, perayaan Saraswati dan pagerwesi oleh Hindu, dan kini gilirannya umat Buddha. Mereka menyambut perayaan Waisak atau Tri Suci Waisak.
Di Denpasar sendiri, ribuan umat Buddha merayakan Tri Suci Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung, Denpasar. Mereka melepaskan ribuan burung.
1. Temanya bertepatan dengan momen Pilpres 2019

Oscar NW, Ketua Dayaka Sabha atau pengurus Vihara Buddha Sakyamuni, mengatakan tema Waisak kali ini adalah mencintai kehidupan berbudaya demi menjaga persatuan. Tema ini menurutnya relevan dengan kondisi masyarakat yang meruncing pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Tentunya hal ini relevan dengan keadan masyarakat, bangsa dan negara kita. Juga masih dalam suasana pilpres ini," kata dia, Minggu (19/5).
2. Masyarakat harus melepas ego dan menerima perbedaan

Di momen perayaan Waisak ini, berharap masyarakat bisa melepaskan egonya masing-masing, dan menerima perbedaan sehingga tercipta keharmonisan serta persatuan.
"Di dalam kita menjaga persatuan berbangsa mengingat budaya kita yang banyak tentunya kita harus melepaskan ego atau menguranginya sehingga tercipta toleransi. Sesuai doa umat Buddha, semoga semua makhluk berbahagia semuanya," ujarnya.
3. Apa makna melepaskan 1000 burung ke alam liar?

Yuvan P Gunawan, Ketua Panitia, mengatakan puncak perayaan Waisak tahun ini dimulai dengan melepas sekitar 1000 burung ke alam liar. Simbolisasi ini memiliki makna, bahwa semua makhluk hidup berhak mendapatkan kebebasan. Malamnya berlanjut melakukan puja bakti Waisak.
"Kita melepaskan makhluk hidup untuk mendapatkan kebebasan dan kebahagiaannya. Secara simbolis memang burung, bisa berbagai macam makhluk hidup seperti belut atau ikan ke alam liar. Biasanya kan hidup di sangkar. Kini dilepaskan secara natural," ujarnya.
4. Inilah makna Tri Suci Waisak

Peringatan Waisak di Vihara ini sudah dilaksanakan sejak sebulan yang lalu. Selama kurun waktu itu, umat Buddha mengikuti sesi ceramah oleh para biksu dari berbagai daerah.
Untuk diketahui, Hari raya Tri Suci Waisak merupakan hari raya besar agama Buddha. Hal ini untuk mengingatkan pada tiga peristiwa penting dalam kehidupan Guru Agung Buddha Gaotama. Di antaranya saat kelahiran Siddharta Gotama sebagai putra mahkota kerajaan Kapilavattu di India pada tahun 623 SM, saat pertapa Gotama mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha pada 588 SM, serta Mahaparinibbana Sutta Sang Buddha pada tahun 543 SM.














