Ilustrasi petani membajak sawah pada air kotor. IDN Times/Ayu Afria
Menteri Yasin Limpo menyampaikan, masalah pertanian bukan hanya masalah Kementerian Pertanian saja. Tetapi juga menjadi masalahnya Gubernur dan Bupati yang memiliki empati nasional serta kebangsaan. Sehingga kebijakan yang dijalankan para pemimpin daerah ini harus berpihak kepada rakyat. Lantaran sektor pertanian pun berhubungan langsung dengan lapangan kerja yang besar. Baik produk utama maupun turunan produknya yang bisa digarap dengan baik.
Yasin menegaskan, setiap orang punya kesempatan untuk kaya di sektor pertanian, bukan malah semakin miskin. Dari pandangannya, tidak ada pertanian yang gagal selama tidak salah berproses, dan kondisi alam mendukung.
“Pak Gubernur saya dukung, Pak 100 persen. Apa yang Pak Gubernur sudah impikan dan cita-citakan, baik yang Bapak bilang maupun dalam tersirat yang saya tangkap sebagai orang yang pernah menjadi Gubernur, saya yakin itu sesuatu yang harus dijadikan energi di sini,” katanya.
Hal ini diungkapkan setelah Koster, menjadi Gubernur pertama di Indonesia yang menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi prioritas dan fokus kerjanya ke depan. Di samping itu, Bali yang kaya produk pertanian dengan label nama Bali ini mengakui memang belum menggarap total potensinya tersebut.
Koster mengaku akan menggenjot sentra produk pertanian lokal Bali di hilir, mengembangkan ekspor komoditas pertanian, terutama yang sudah memiliki nama bagus.
“Kami ingin mengembangkan Bali sebagai pertanian organik. Kami menerbitkan peraturan daerah baru diundangkan Pak, baru disetujui oleh Mendagri (Kementerian Dalam Negeri) Perda Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Sistem Pertanian Organik Bali,” ucapnya.