Badung, IDN Times - Suasana haru meliputi prosesi kremasi Harbrinderjit Singh (HJ) Dillon. Para keluarga, kerabat serta sahabat terlihat berlinang air mata atas kepergian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) ini, yang meninggal karena gagal jantung, Senin (16/9) lalu.
Pelaksanaan kremasi dilaksanakan secara upacara militer, di Krematorium Taman Mumbul, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (17/9).
Wakapolda Bali, Brigjen Pol I Wayan Sunartha, yang saat itu menjadi Inspektur Upcara (Irup) pelaksana upacara militer tersebut, menyampaikan Kapolda Bali beserta staf dan Bhayangkari Daerah Bali mengucapkan belasungkawa atas kepergian tokoh Nasional Indonesia di bidang HAM dan pengamat ekonomi ini.
HS Dillon dinilai sebagai seseorang yang benar-benar pantas mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Pratama dan Bintang Mahaputera Utama. Karena ia telah berjasa besar terhadap Bangsa dan Negara Indonesia.
“Almarhum juga layak meraih penghargaan Global Award dari Priyadarshni Academy di Mumby sebagai keturunan India yang berkontribusi bagi Negara yang ditinggalkannya,” ujarnya.
Semntara Harysetyaka Singh Dillon, putra sulung HS Dillon, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kemudahan dalam kremasi ayahandanya.
"Kami berterima atas kemudahan yang diberikan. Kami masih melakukan prosesi di Jakarta. Namun untuk waktu masih kami rundingkan dengan keluarga besar," kata Harysetyaka.
Harysetyaka masih merundingkan bersama keluarga besar terkait prosesi selanjutnya, termasuk abu HS Dillon yang rencananya akan disemayamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
"Itu juga akan kami putuskan kemudian. Harapan kita kami diberi ruang dan waktu untuk berkabung. Ini kan adalah musibah yang menimpa keluarga dan dalam anggota keluarga kami saling menguatkan. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang ikut berbela sungkawa dan juga memberikan secara kesempatan untuk kami berkabung secara pribadi dalam suanan duka keluarga. Kami sangat berterima kasih atas perhatiannya," ujar Harysetyaka.