Masih tingginya angka ODHA tersebut karena stigma dan diskriminasi disebut sebagai penyebab sulitnya menanggulangi penyakit HIV/AIDS. Masyarakat terlanjur memiliki pemahaman yang salah terkait jenis penyakit menular ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Profesor Tuti Parwati Merati, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Untuk itu, menggencarkan sosialisasi menjadi kunci untuk menanggulangi HIV/AIDS, dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit jenis ini sudah ada obatnya dan bagaimana cara penularannya.
Ia mengatakan, banyak ODHA tak mau berobat karena takut didiskriminasi. Sehingga ia tak berani melakukan tes dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
"Diskriminasi, jadi penderita tak berani terbuka dan berterus terang. Inilah mengapa tweus ada karena faktor perilaku masyarakatnya yang mendiskriminasi si penderita," katanya di Denpasar, Minggu (31/3) lalu.