Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Baliho Hingga APK Dilepas Untuk Menghormati Melasti Panca Wali Krama

Upacara Melasti
Upacara Melasti

Klungkung, IDN Times - Umat Hindu di Bali mulai menggelar tradisi melasti menjelang pelaksanaan upacara Panca Wali Krama. Diperkirakan Sabtu (2/3) dan Minggu (3/3) nanti, ratusan ribu umat Hindu akan berjalan kaki mengiringi upacara melasti Ida Bhatara mulai dari Pura Besakih di Kabupaten Karangasem hingga menuju Pura Watu Klotok Kabupaten Klungkung, Pura Penataran Agung (Klungkung), dan Pura Puseh Desa Tojiwa dan Tebola (Sidemen, Karangasem).

1. Umat Hindu akan sukacita memasang penjor

IDN Times/Irma Yudistirani
IDN Times/Irma Yudistirani

Upacara Panca Wali Krama di Besakih merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali di Bali. Upacara ini akan dilaksanakan penuh suka cita, di mana seluruh umat Hindu di Bali diwajibkan untuk mendirikan Penjor.

"Upacara Panca Wali Krama ini digelar setiap 10 tahun sekali," ujar Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, Jumat (1/3).

2. Spanduk, baliho dan APK yang ada di sepanjang jalur yang dilalui oleh iring-iringan melasti ikut dilepas

ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Rangkaian melasti Panca Wali Krama di Pura Besakih akan digelar mulai Sabtu (2/3). Upacara ini diperkirakan akan diikuti ratusan ribu umat Hindu di Bali. Melasti akan digelar dengan berjalan kaki mulai dari Pura Besakih (Karangasem) menuju Pura Watu Klotok (Klungkung), Pura Penataran Agung (Klungkung), dan hari Minggu (3/3) dilanjutkan menuju Pura Puseh Desa Tojiwa, Tebola (Sidemen, Karangasem) lalu kembali ke Besakih.

Jalur ini akan ditutup total selama iring-iringan melasti ini melintas. Seluruh spanduk, baliho, hingga APK (Alat Peraga Kampanye) yang ada di sepanjang jalur yang dilalui iring-iringan melasti ini juga ikut dicopot.

"Imbauan itu kita sampaikan agar sepanjang jalur melasti yang dilalui Ida Bhatara bersih bisa steril dari APK. Karena ini merupakan upacara besar 10 tahun sekali, sehingga upacara nanti bisa menciptakan karya agung yang berkearifan lokal Bali,” ungkapnya.

3. Mengapa umat Hindu dilarang ngaben saat upacara Panca Wali Krama?

Ilustrasi ngaben. (IDN Times/Imam Rosidin)
Ilustrasi ngaben. (IDN Times/Imam Rosidin)

Puncak Panca Wali Krama di Pura Besakih akan digelar bulan Maret 2019 ini. Namun rangkaian upacaranya telah dimulai sejak Januari 2019.

Selama upacara ini berlangsung, umat Hindu dilarang ngaben dari tanggal 20 Januari 2019. Setiap desa di Bali pun telah dilaksanakan prosesi nunas tirta panyengker yang kemudian dipercikkan ke setra (kuburan) di setiap desa.

"Pada Panca Wali Krama, jika telah nunas tirtha pengeker, tidak ada upacara pengabenan lagi di Bali. Misal jika ada warga meninggal, hanya boleh dikubur saja. Setelah rangkaian Panca Wali Krama, baru dibolehkan ngaben," jelas Ketua PHDI Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana.

Upacara Panca Wali Krama ini akan berlanjut hingga tanggal 12 April 2019 mendatang.

Share
Topics
Editorial Team
Wayan Antara
EditorWayan Antara
Follow Us

Latest News Bali

See More

artikel jatim republish to bali

09 Okt 2025, 18:59 WIBNews

Opinion bali

18 Jan 2024, 14:57 WIBNews

yuksksjsb

07 Sep 2023, 14:15 WIBNews

e3

27 Sep 2022, 14:25 WIBNews

bisnis dan keuangan

27 Sep 2022, 14:17 WIBNews