Gianyar, IDN Times - Selamat Hari Guru untuk guru-guru di seluruh Indonesia, yang tanpa letih telah mendidik setiap anak bangsa. Tanpa pengabdian guru, seorang anak takkan mampu menjadi orang terdidik dan menggapai kesuksesannya di kemudian hari. Sebab semua percaya, pendidikan menjadi jalan bagi seseorang untuk memajukan kehidupannya.
Namun pendidikan di Indonesia kadangkala berpatokan pada nilai atau ranking, dan lupa bahwa esensi dari pendidikan itu adalah untuk memampukan diri sang anak. Memampukan diri dalam arti dari yang belum paham menjadi paham, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa.
Seorang guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK), Ni Gusti Putu Parmiti (44), merasakan betul bahwa esensi pendidikan seperti inilah yang harus dicapai. Memampukan diri adalah modal seorang anak supaya tumbuh menjadi pribadi mandiri. Sebab percuma saja pintar, jika tidak mampu mandiri melakukan segala hal secara sendiri.
Menjadi guru ABK memiliki tantangan sendiri. Latar belakang Parmiti bukanlah dari seorang pendidik. Namun nuraninya berkata lain. Ia hanyalah sarjana ekonomi, yang sempat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tetapi akhirnya ia banting setir untuk membangun Yayasan Anak Unik.
Yayasan yang beralamat di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar ini didirikan untuk menampung dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Seperti apa kisahnya?